TOKOH_TOKOH Kebanggan Bangsa

Rabu, 12 Oktober 2011

KH Ahmad Dahlan (1868-1923)

Pendiri Muhammadiyah

Ahmad Dahlan (bernama kecil Muhammad Darwisy), adalah pelopor dan bapak pembaharuan Islam. Kyai Haji kelahiran Yogyakarta, 1 Agustus 1868, inilah yang mendirikan organisasi Muhammadiyah, 18 November 1912. Pahlawan Nasional ini wafat pada usia 54 tahun di Yogyakarta, 23 Februari 1923.

Mohammad Natsir (1908-1993)

Perjuangkan Islam Dasar Negara

Mohammad Natsir, politisi Islam handal yang teguh pada prinsip dan cita-cita. Pria kelahiran Alahan Panjang, Sumbar, 17 Juli 1908, ini memimpin Partai Masyumi, yang merupakan gabungan partai-partai Islam di Konstituante, yang secara sungguh-sungguh memperjuangkan Islam sebagai dasar negara.
KH Wahid Hasjim (1914-1953)

Menteri Agama Tiga Kabinet

KH Wahid Hasjim adalah pahlawan nasional, salah seorang anggota BPUPKI dan perumus Pancasila. Putera KH M Hasyim Asy’ari, pendiri NU, ini lahir di Jombang, 1 Juni 1914 dan wafat di Cimahi, 19 April 1953. Ayahanda Gus Dur ini menjabat Menteri Agama tiga kabinet (Kabinet Hatta, Natsir dan Sukiman).
 Amir Hamzah, Tengku (1911-1946)

Sastrawan Pujangga Baru

Lahir sebagai seorang manusia penyair, 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Sumut. Sastrawan Pujangga Baru ini dianugerahi Pahlawan Nasional. Keluarga kesultanan Langkat, bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Indera Putera, ini wafat di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 akibat revolusi sosial.

Sutan Syahrir (1909-1966)

Perdana Menteri Indonesia Pertama

Perdana Menteri RI Pertama (14 November 1945 hingga 20 Juni 1947). Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909, ini seorang politikus yang mendirikan Partai Sosialis Indonesia (1948). Ia wafat di pengasingan sebagai tawanan politik (Zürich, Swiss, 9 April 1966) pada usia 57 tahun.
 Halim Perdana Kusuma (1922-1947)

Gugur Saat Bertugas

Halim Perdanakusuma seorang pahlawan Indonesia. Pria kelahiran Sampang, 18 November 1922, ini gugur di Malaysia, 14 Desember 1947 dalam usia 25 tahun saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera. Ia ditugaskan membeli perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.

Tuan MH Manullang (1887-1979)

Pejuang Pers dan Kemerdekaan

Digelari Tuan Manullang, seorang jurnalis pejuang perintis pers dan kemerdekaan. Saat berusia 19 tahun telah menerbitkan koran Binsar Sinondang Batak (1906). Juga menerbitkan koran Soara Batak (1919-1930) untuk menentang penindasan Belanda. Akibat tulisannya, ia dipenjara di Cipinang.

Ir H Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)

Pendeklarasi Negara Kepulauan

Perdana Menteri Ir H Djuanda Kartawidjaja, pada 13 Desember 1957 mendeklarasikan bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan. Maka sangat bijak ketika hari Deklarasi Djuanda itu kemudian melalui Keppres No.126/2001 dikukuhkan sebagai Hari Nusantara.

HR Rasuna Said (1910-1965)

Orator, Srikandi Kemerdekaan

HR Rasuna Said (Hajjah Rangkayo Rasuna Said) seorang orator, pejuang (srikandi) kemerdekaan Indonesia. Pahlawan nasional Indonesia ini lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Sutoyo Siswomiharjo (1922-1965)

Gugur Dianiaya G-30-S/PKI

Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi. Mantan IRKEHAD kelahiran Kebumen, 23 Agustus 1922, ini gugur di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 sebagai korban dalam peristiwa Gerakan 30 September/PKI. Ayahanda Letjen TNI Agus Widjojo ini dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
 Achmad Yani (1922-1965)

Jenderal Anti Komunis

Jenderal Anumerta Achmad Yani terkenal sebagai seorang tentara yang selalu berseberangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika menjabat Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) atau yang sekarang menjadi Kepala Staf Angkatan Darat sejak tahun 1962, ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.

Yos Sudarso (1925-1962)

Gugur di Atas KRI Macan Tutul

Pahlawan Nasional Laksamana Madya Yosaphat Sudarso, yang lebih dikenal dengan panggilan Yos Sudarso, kelahiran Salatiga, 24 November 1925, gugur dalam pertempuran di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru 15 Januari 1962 pada masa kampanye Trikora. Namanya kini diabadikan pada sebuah KRI dan pulau.

Usman dan Harun (1943-1968)

Pahlawan Nasional Korps Marinir

Inilah kisah dua patriot Indonesia dari Korps Marinir (KKO) yang dihukum gantung di Singapura, 17 Oktober 1968. Sersan Anumerta KKO Usman alias Janatin bin Haji Muhammad Ali dan Kopral Anumerta KKO Harun alias Tohir bin Mandar. Mereka pahlawan bangsa yang pamrih menyabung nyawa dalam tugas pengabdiannya demi kepentingan bangsa dan negara.

Hasyim Asy'ari, KH (1875-1947)

Ulama Pembaharu Pesantren

Hasyim Asy'ari, KH (1875-1947)Pendiri pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.

Raden Ajeng Kartini (1879-1904)

Pejuang Kemajuan Wanita

Raden Ajeng Kartini (1879-1904)Door Duistermis tox Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang, itulah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

Enam Putra Terbaik

Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Jakarta 10/11/2004: Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepada enam putra terbaik bangsa, yakni Maskoen Soemadiredja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri'fai, Gatot Mangkoepradja dan Ismail Marzuki. Presiden Yudhoyono menganugerahkan dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November 2004

Ismail Marzuki (1914-1958)

Komponis Pejuang Legendaris

Ismail MarzukiKomponis pejuang dan maestro musik legendaris ini dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI, dalam rangkaian Hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Dia dikenal sebagai pejuang dan tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat membela kemerdekaan.

Proklamator Soekarno (1901-1970)

Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Proklamator SoekarnoSoekarno (Bung Karno) Presiden Pertama RI, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: "Go to hell with your aid." Persetan dengan bantuanmu. Pemimpin Besar Revolusi ini berhasil menggelorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.

Abdul Muis (1883-1959)

Melawan Belanda dengan Pena

Abdul MuisPerlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukannya tanpa putus-putus dengan berbagai cara. Dengan ‘pena’-nya yang tajam, partai politik, komite perlawanan orang pribumi, bahkan memimpin mogok kerja. Sebagai seorang wartawan, tulisan Abdul Muis merupakan tulisan perlawanan terhadap Belanda.

Mayor Jenderal D.I. Panjaitan (1925-1965)

Pembongkar Rahasia Konspirasi PKI - RRC

Mayjen D.I. Panjaitan Keberhasilan Mayor Jenderal Anumerta DI Panjaitan membongkar rahasia kiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk Partai Komunis Indonesia (PKI) serta penolakannya terhadap rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat dirinya masuk daftar salah satu perwira Angkatan Darat yang dimusuhi oleh PKI.

Jenderal Sudirman (1916-1950)

Panglima dan Jenderal I RI

Jenderal SudirmanJenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.

Raja Si Singamangaraja XII (1849-1907)

Menolak Dinobatkan Jadi Sultan

Raja Si Singamangaraja XIIDia seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan. Pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah kendati kepadanya ditawarkan menjadi Sultan Batak. Ia memilih lebih baik mati daripada tunduk pada penjajah. Ia kesatria yang tidak mau mengkhianati bangsa sendiri demi kekuasaan. Ia berjuang sampai akhir hayat.

Wage Rudolf Supratman (1903–1938)

Penggubah Lagu Indonesia Raya

Wage Rudolf SupratmanTingginya jiwa kebangsaan menuntunnya membuahkan karya bernilai tinggi yang telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini.

Ki Hajar Dewantara (1889-1959)

Bapak Pendidikan Nasional

Ki Hajar DewantaraPendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sungtulada. Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana.

Wahidin Sudirohusodo (1852-1917)

Penggagas Budi Utomo

Wahidin SudirohusodoKendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo, namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi itu. Pahlawan Nasional ini lahir di desa Mlati, Yogyakarta, pada tanggal 7 Januari 1852. Ia wafat dada tanggal 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta.

 








Copyright © 2002-2011 Ensiklopedi Tokoh Indonesia - TokohIndonesia.com. All right reserved. Penerbit pt AsasirA. Maintenance by Esero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar