TOKOH_TOKOH Kebanggan Bangsa

Selasa, 04 Oktober 2011

penelusur jejak BUNG KARNO

Nasional

Peter A Rohi, Penelusur Jejak Bung Karno

"Saya tidak sendiri, sejumlah peneliti dari Jakarta dan Surabaya ikut andil menelusuri."

Selasa, 7 Juni 2011, 06:34 WIB
Arry Anggadha
VIVAnews - Peter A Rohi, warga Surabaya ini mengaku sejak pasca reformasi menelusuri jejak Bung Karno. Sejumlah buku berbahasa Belanda dan Indonesia dari sejumlah penulis, dibaca habis guna menjadi rujukan penelusurannya.

"Bersama tim, banyak buku yang saya baca untuk kepentingan itu," kata Peter ditemui VIVAnews.com.

Diantaranya buku berjudul 'Soekarno Bapak Indonesia Merdeka' karya Bob Hering. 'Ayah Bunda Bung Karno' karya Nurinwa Ki S. Hendrowinoto tahun 2002, 'Kamus Politik' karangan Adinda dan Usman Burhan tahun 1950, 'Ensiklopedia Indonesia' tahun 1955, 'Ensiklopedia Indonesia' tahun 1985 dan 'Im Yang Tjoe' tahun 1933 yang ditulis kembali oleh Peter dengan judul 'Soekarno Sebagai Manoesia' pada tahun 2008.

Setelah banyak membaca tersebut. Peter yang mengaku sebagai bangsa yang peduli dengan kebenaran sejarah. Dan, mengaku sebelumnya pernah tergabung di Korps Komando TNI AL yang kini menjabat Direktur The Soekarno Institute, semakin getol mewujudkan tekadnya menelusuri sejarah Bung Karno di Surabaya. Ia berharap bangsa Indonesia mengetahui dan menyadari kekeliruan selama ini, bahwa Soekarno bukan lahir di Blitar melainkan di Surabaya.

"Harus disadari, bahwa selama ini keliru, Soekarno bukan dilahirkan di Blitar tetapi di Surabaya," tegasnya.

Peter mengaku tidak sendiri, sejumlah elemen dan peneliti ikut membantu melakukan pendalaman menguak misteri Bung Karno. "Saya tidak sendiri, sejumlah peneliti dari Jakarta dan Surabaya ikut andil menelusuri," sambungnya.

Termasuk mendatangi musem sejarah di Belanda. Puncaknya, tepat di tanggal lahir Bung Karno 6 Juni, peletakan batu prasasti mengukuhkan rumah tinggal keluarga Soekarno di Jalan Pandean IV/40 Surabaya, Jawa Timur, diresmikan, Senin 6 Juni 2011 oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Peresmian ditandai pembukaan selubung prasasti oleh Walikota Surabaya, Direktur The Soekarno Institute Peter A. Rohi, dan perwakilan Bung Karno, Prof. Haryono Sigit, Putra kandung Bung Tomo, Bambang Sulistomo yang disaksikan pejabat Pemkot Surabaya, anggota DPRD serta ribuan massa warga kota.

"Yang kami lakukan sudah melalui kajian dan penelitian panjang sejak pasca reformasi. Termasuk melakukan penelusuran ke Belanda. Buku-buku sejarah masa lalu juga membuktikan bahwa di Surabaya inilah Bung Karno dilahirkan. Syukurlah sekarang bisa diresmikan," kata Peter.  (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya, umi)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar